Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Sidang PBB Tak Ada yang Bahas Papua, dan Papua Tetap Bagian NKRI


Suarabamega25.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin delegasi Indonesia di Sidang Majelis Umum ke-74 PBB (United Nations General Assembly-UNGA). Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan sejumlah menteri Kabinet Kerja juga hadir.

Salah satu Delegasi Republik Indonesia dalam Sidang PBB, Nick Messet mengatakan, isu Papua yang saat ini terus di goreng kelompok haluan kiri hanya mendapat dukungan dari negara-negara kecil di pasifik. Selasa (25/9).

“Isu Papua mungkin hanya dibicarakan beberapa negara kecil termasuk Vanuatu. Negara lain saya tidak lihat ada kecenderungan membicarakan Papua dalam rangkaian kegiatan Sidang Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke- 74 di New York,” kata Nick kepada awak media di Jayapura, melalui sambungan telepon.

Meset yakin, pada saatnya negara-negara itu bakal bosan membawa isu Papua di dalam SU PBB.

“Negara-negara seperti, Vanuatu, Palau, Marshall Island yang selalu mengangkat isu Papua di dalam SU PBB pasti satu waktu akan jadi bosan sendiri. Soalnya topik yang mereka bawakan sudah kedaluwarsa untuk negara-negara anggota PBB. Bosan untuk mendengar, The same old story again and again, Self determination and freedom for West Papua (Kisah lama yang sama berulang kali, penentuan nasib sendiri dan kebebasan untuk Papua Barat),” tandas Meset.

Dijelaskan, 193 negara yang hadir dalam Sidang tersebut malah fokus pada persoalan internal negara mereka, terkait perubahan iklim dan kesehatan.

“Fokus pada masalah negara masing-masing. Apa yang terjadi di tanah Papua tidak ketahui karena mereka punya persoalan banyak dalam negara mereka,” ungkapnya.

Dikatakan, isu Papua menjadi urusan Indonesia dan telah final sejak 1969 dengan adanya Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Diakui Nick, dirinya bertemu Benny Wenda tokoh ULMWP dalam kesempatan itu. Termasuk pendukung ucapnya Gubernur Port Moresby.

“Saya sudah bicara dengan dia. Dia datang dengan pendukung utama Gubernur Port Moresby, Powes Parkop dan kawan-kawan yang membela kemerdekaan Papua. Pada prinsipnya Papua bagian dari Indonesia dan tak ada urusan dengan lain dan PBB sudah ambil,” katanya.

Nampak juga dalam agenda itu, Michael Manufandu, mantan Duta Besar Indonesia untuk Kolombia. Dirinya dikatakan ingin berbicara dengan Gubernur Port Moersby Powes Parkop, namun yang bersangkutan tidak mau.

“Kita hanya mau tanya dia, kenapa bendera Indonesia dibakar? Tidak boleh itu, sebab bendera diperoleh dengan perjuangan darah, Coba kalau bendera PNG dibakar di Jakarta, bagaimana perasaan kamu,” ucapnya menirukan Michael.

Sumber: Seruindonesia.com

Tidak ada komentar: