Polisi Selidiki Wanita yang Habiskan Miliaran Rupiah untuk Sewa Hotel Selama 10 Tahun di Jakarta
Suarabamega25.com – Belakangan ini masyarakat dikejutkan dengan kisah seorang wanita paruh baya berinisial CW yang tinggal bersama kelima anak adopsinya di sejumlah hotel mewah di Jakarta.
Kanit V Subdit Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum AKP Hasiati Lawole mengatakan, selama 10 tahun CW berpindah dari Twin Plaza Hotel di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat; Hotel Peninsula yang juga terletak di Slipi; dan Hotel Le Meridien di kawasan Jakarta Pusat.
Hasiati mengatakan, CW dan anak-anaknya tinggal di Le Meridien sejak tahun 2015.
“CW menyewa dua kamar hotel yang harga per kamarnya sekitar Rp 1.500.000 per malam. Jadi, dalam sehari CW membayar Rp 3.000.000 untuk biaya sewa kamar,” ujarnya ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Selasa (13/3/2018).
Berpatok pada harga tersebut, dalam waktu dua tahun, CW diperkirakan menghabiskan biaya Rp 2,19 miliar untuk sewa kamar.
Meski demikian, berdasarkan penelusuran Kompas.com melalui situs pemesanan online, kini harga termurah kamar Le Meridien dengan tipe superior yang memiliki tempat tidur tipe queen bed dipatok dengan harga Rp 1.815.000.
Bisa jadi biaya sewa kamar yang dikeluarkan CW lebih dari angka tersebut.
Hasiati melanjutkan, sejak tahun 2011 hingga 2014, CW mengontrak rumah di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat.
Tapi CW hanya menggunakan rumah tersebut untuk menyimpan berbagai barang, sedangkan ia bersama kelima anak adopsinya tinggal di Hotel Peninsula.
Dalam situs pemesanan online disebutkan, rata-rata harga sewa kamar di Peninsula untuk tipe yang sama seperti saat CW tinggal di Le Meridien dipatok dengan harga Rp 1.900.000.
Jika CW benar-benar menyewa kamar dengan tipe yang sama, dalam rentang waktu tahun 2011 hingga 2014 atau sekitar tiga tahun untuk dua kamar, ia menghabiskan biaya Rp 4,161 miliar.
“Mereka diperkirakan tinggal berpindah-pindah hotel selama sekitar 10 tahun,” lanjut Hasiati.
Kemudian, berpatok pada pernyataan Hasiati, kemungkinan CW tinggal di Twin Plaza Hotel yang terletak di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, sekitar lima tahun.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, harga kamar dengan tipe yang sama dipatok dengan harga sekitar Rp 1.800.000.
Artinya, selama lima tahun CW menghabiskan biaya Rp 6,57 miliar untuk menyewa kamar di Twin Plaza Hotel.
Jika ditotal dari ketiga hotel tersebut, selama 10 tahun CW menghabiskan biaya sewa kamar sekitar Rp 12,921 miliar.
Tim penyidik hingga kini masih menelusuri asal mula uang CW untuk menunjang kehidupan mewahnya.
Pasalnya, CW diketahui berpendidikan rendah dan suaminya telah meninggal.
Penyidik merasa, biaya hidup mewah yang dikeluarkan CW untuk kelima anaknya terkesan sangat janggal.
“Tiga anaknya diajak berlibur ke luar negeri, dua anak lainnya tidak diajak karena dokumen kelahiran tak lengkap sehingga tak bisa urus paspor.”
“Lalu anak-anak itu juga menjalani program homeschooling yang pasti biayanya tidak murah,” ujar Hasiati.
Sebelumnya, polisi mendapat laporan dari warga bernama Y bahwa ada dugaan CW melakukan eksploitasi terhadap anak-anak tersebut. Y mengetahui hal itu dari FA, salah satu anak yang pernah tinggal dengan CW.
FA melarikan diri dari CW karena mendapat perlakuan kasar hingga tindakan penganiayaan.
Mendapat laporan tersebut, polisi kemudian mendatangi hotel yang dimaksud.
Di dalam satu kamar hotel, polisi menemukan CW dan empat anak lainnya.
Keempat anak tersebut berinisial RW (14), OW (13), EW (10), dan TW (8).
Dari keterangan sementara, CW mengaku mengadopsi lima anak tersebut dari orangtua yang berbeda.
Kelima anak tersebut dirawat sejak kecil.
Dari pemeriksaan kelima anak, mereka mengaku kerap mendapatkan tindak kekerasan hingga penganiayaan.
Tak jarang jika dianggap bersalah, kelima anak tersebut mendapat hukuman termasuk tidur di kamar mandi hotel dan makan makanan basi.
Saat ini kelima anak telah dirawat di rumah aman Kemensos di Jakarta Timur.
Sumber: tribunnews.com
Kanit V Subdit Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum AKP Hasiati Lawole mengatakan, selama 10 tahun CW berpindah dari Twin Plaza Hotel di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat; Hotel Peninsula yang juga terletak di Slipi; dan Hotel Le Meridien di kawasan Jakarta Pusat.
Hasiati mengatakan, CW dan anak-anaknya tinggal di Le Meridien sejak tahun 2015.
“CW menyewa dua kamar hotel yang harga per kamarnya sekitar Rp 1.500.000 per malam. Jadi, dalam sehari CW membayar Rp 3.000.000 untuk biaya sewa kamar,” ujarnya ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Selasa (13/3/2018).
Berpatok pada harga tersebut, dalam waktu dua tahun, CW diperkirakan menghabiskan biaya Rp 2,19 miliar untuk sewa kamar.
Meski demikian, berdasarkan penelusuran Kompas.com melalui situs pemesanan online, kini harga termurah kamar Le Meridien dengan tipe superior yang memiliki tempat tidur tipe queen bed dipatok dengan harga Rp 1.815.000.
Bisa jadi biaya sewa kamar yang dikeluarkan CW lebih dari angka tersebut.
Hasiati melanjutkan, sejak tahun 2011 hingga 2014, CW mengontrak rumah di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat.
Tapi CW hanya menggunakan rumah tersebut untuk menyimpan berbagai barang, sedangkan ia bersama kelima anak adopsinya tinggal di Hotel Peninsula.
Dalam situs pemesanan online disebutkan, rata-rata harga sewa kamar di Peninsula untuk tipe yang sama seperti saat CW tinggal di Le Meridien dipatok dengan harga Rp 1.900.000.
Jika CW benar-benar menyewa kamar dengan tipe yang sama, dalam rentang waktu tahun 2011 hingga 2014 atau sekitar tiga tahun untuk dua kamar, ia menghabiskan biaya Rp 4,161 miliar.
“Mereka diperkirakan tinggal berpindah-pindah hotel selama sekitar 10 tahun,” lanjut Hasiati.
Kemudian, berpatok pada pernyataan Hasiati, kemungkinan CW tinggal di Twin Plaza Hotel yang terletak di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, sekitar lima tahun.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, harga kamar dengan tipe yang sama dipatok dengan harga sekitar Rp 1.800.000.
Artinya, selama lima tahun CW menghabiskan biaya Rp 6,57 miliar untuk menyewa kamar di Twin Plaza Hotel.
Jika ditotal dari ketiga hotel tersebut, selama 10 tahun CW menghabiskan biaya sewa kamar sekitar Rp 12,921 miliar.
Tim penyidik hingga kini masih menelusuri asal mula uang CW untuk menunjang kehidupan mewahnya.
Pasalnya, CW diketahui berpendidikan rendah dan suaminya telah meninggal.
Penyidik merasa, biaya hidup mewah yang dikeluarkan CW untuk kelima anaknya terkesan sangat janggal.
“Tiga anaknya diajak berlibur ke luar negeri, dua anak lainnya tidak diajak karena dokumen kelahiran tak lengkap sehingga tak bisa urus paspor.”
“Lalu anak-anak itu juga menjalani program homeschooling yang pasti biayanya tidak murah,” ujar Hasiati.
Sebelumnya, polisi mendapat laporan dari warga bernama Y bahwa ada dugaan CW melakukan eksploitasi terhadap anak-anak tersebut. Y mengetahui hal itu dari FA, salah satu anak yang pernah tinggal dengan CW.
FA melarikan diri dari CW karena mendapat perlakuan kasar hingga tindakan penganiayaan.
Mendapat laporan tersebut, polisi kemudian mendatangi hotel yang dimaksud.
Di dalam satu kamar hotel, polisi menemukan CW dan empat anak lainnya.
Keempat anak tersebut berinisial RW (14), OW (13), EW (10), dan TW (8).
Dari keterangan sementara, CW mengaku mengadopsi lima anak tersebut dari orangtua yang berbeda.
Kelima anak tersebut dirawat sejak kecil.
Dari pemeriksaan kelima anak, mereka mengaku kerap mendapatkan tindak kekerasan hingga penganiayaan.
Tak jarang jika dianggap bersalah, kelima anak tersebut mendapat hukuman termasuk tidur di kamar mandi hotel dan makan makanan basi.
Saat ini kelima anak telah dirawat di rumah aman Kemensos di Jakarta Timur.
Sumber: tribunnews.com
Tidak ada komentar: