Mahathir Puji Kematangan Demokrasi di Indonesia
Suarabamega25.com – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memuji kematangan demokrasi di Indonesia saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.
Mahathir mengaku mengamati politik dalam negeri Indonesia. Menurutnya, masalah politik dalam negeri Indonesia serupa dengan Malaysia terutama terkait Pemilihan Umum atau Pemilihan Raya.
Ia memuji kematangan demokrasi di Indonesia. Hal itu terbukti dari dampak yang ditimbulkan dari pesta demokrasi.
“Kalau mau mengamalkan demokrasi, kita pasti terima hakikat dalam persaingan tentu ada yang menang dan kalah,” ujar Mahathir dalam Ruang Teratai, Istana Bogor, Jumat (29/6).
Menurutnya, kematangan demokrasi terlihat ketika pihak kalah dapat menerima kekalahann dan tidak membuat kerusuhan. Sebaliknya, kerusuhan biasanya terjadi usai kontestasi politik di negara yang baru atau belum matang berdemokrasi.
“Satu masalah yang kami lihat di negara yang baru berdemokrasi adalah, cuma ingin menang tak mau kalah. Kalau kalah demonstrasi dan huru-hara setelah pemilihan raya,” kata PM berusia 92 tahun ini.
Ia mencontohkan pemilihan raya di Malaysia beberapa waktu lalu, yang ternyata tak menghasilkan kerusuhan usai perhitungan suara.
“Sebenarnya kami di Malaysia ini bukan cakap sangat. Tapi, entah macam mana kami dapat kemenangan dan tiada masalah yang menyusul kemenangan itu,” kata Mahathir.
Tetapi, ia menegaskan banyak hal yang langsung harus dikerjakan dan diselesaikan setelah dirinya menerima kemenangan.
Dia berharap politik dalam negeri serta sistem demokrasi Indonesia dapat berkembang lebih baik lagi terutama jelang Pemilu.
“Kalau pemerintahan kuat, bersih tidak jadi masalah. Tetapi sekarang ini kita ingin amankan sistem demokrasi,” katanya.
Sumber: Seruindonesia.com
Mahathir mengaku mengamati politik dalam negeri Indonesia. Menurutnya, masalah politik dalam negeri Indonesia serupa dengan Malaysia terutama terkait Pemilihan Umum atau Pemilihan Raya.
Ia memuji kematangan demokrasi di Indonesia. Hal itu terbukti dari dampak yang ditimbulkan dari pesta demokrasi.
“Kalau mau mengamalkan demokrasi, kita pasti terima hakikat dalam persaingan tentu ada yang menang dan kalah,” ujar Mahathir dalam Ruang Teratai, Istana Bogor, Jumat (29/6).
Menurutnya, kematangan demokrasi terlihat ketika pihak kalah dapat menerima kekalahann dan tidak membuat kerusuhan. Sebaliknya, kerusuhan biasanya terjadi usai kontestasi politik di negara yang baru atau belum matang berdemokrasi.
“Satu masalah yang kami lihat di negara yang baru berdemokrasi adalah, cuma ingin menang tak mau kalah. Kalau kalah demonstrasi dan huru-hara setelah pemilihan raya,” kata PM berusia 92 tahun ini.
Ia mencontohkan pemilihan raya di Malaysia beberapa waktu lalu, yang ternyata tak menghasilkan kerusuhan usai perhitungan suara.
“Sebenarnya kami di Malaysia ini bukan cakap sangat. Tapi, entah macam mana kami dapat kemenangan dan tiada masalah yang menyusul kemenangan itu,” kata Mahathir.
Tetapi, ia menegaskan banyak hal yang langsung harus dikerjakan dan diselesaikan setelah dirinya menerima kemenangan.
Dia berharap politik dalam negeri serta sistem demokrasi Indonesia dapat berkembang lebih baik lagi terutama jelang Pemilu.
“Kalau pemerintahan kuat, bersih tidak jadi masalah. Tetapi sekarang ini kita ingin amankan sistem demokrasi,” katanya.
Sumber: Seruindonesia.com
Tidak ada komentar: