INDOCEMENT BERHASIL RAIH LABA SEBESAR Rp1.842,4 MILIAR PADA TAHUN 2022
Suarabamega25.com - Indocement mencatat +10,5% pertumbuhan Pendapatan Neto pada tahun 2022 dari Rp14.771,9 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp16.328,3 miliar. Tiga kali kenaikan harga di sepanjang tahun 2022 disebabkan kenaikan biaya energi yang signifikan dan mendorong kenaikan Pendapatan Neto Perseroan meskipun volume menurun -2,1% dari tahun 2021.
• Biaya energi naik tinggi karena kenaikan harga batu bara yang sangat signifikan. Tahun 2022
biaya energi memiliki porsi 52% dari total biaya manufaktur dibandingkan dengan tahun
2021 yaitu sebesar 49% dan tahun 2020 sebesar 42%.
• Marjin EBITDA tahun 2022 adalah 21,2% dibandingkan tahun 2021 yaitu 22,5% dan Laba
tahun 2022 sebesar Rp1.842,4 miliar atau lebih tinggi +3,0%.
• Pada Agustus 2022, PLN mulai memasok listrik sebesar 50MW untuk Kompleks Pabrik
Tarjun untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara. Hal ini membuat Kompleks
Pabrik Tarjun beroperasi lebih bersih dan lebih efisien.
• Perjanjian Sewa Pakai Aset dengan PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo
untuk grinding plant Banyuwangi selama lima tahun pada Maret 2022 dan Pabrik Maros
beserta terminal Bosowa lainnya selama tiga tahun pada September 2022.
• Program pembelian kembali saham berakhir pada Desember 2022 sebanyak Rp2,73 triliun
atau 6,8% dari total saham.
• Target keberlanjutan yang berjalan sesuai rencana:
o Tingkat konsumsi bahan bakar alternatif pada tahun 2022 naik menjadi 18,1%
dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu sebesar 12,2%.
o Rata-rata emisi debu tahun 2022 turun menjadi 13,8 mg/m3 dibandingkan tahun 2021
yaitu sebesar 21,9 mg/m3.
o Emisi CO2 (Cakupan 1-Gross) sebesar 587 kg CO2/t ekuivalen semen sejalan dengan
target kami untuk mencapai 575 kg CO2/t ekuivalen semen pada tahun 2025.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement atau Perseroan) membukukan volume
penjualan (semen dan clinker) secara keseluruhan sebesar 17.586 ribu ton pada 2022, turun 374 ribu
ton atau -2,1% dari volume 2021. Penjualan ekspor menurun -23,8% dari 402 ribu ton pada 2021
menjadi 306 ribu ton di 2022.
Pendapatan Neto Perusahaan meningkat +10,5% menjadi Rp16.328,3 miliar dari Rp14.771,9 miliar di
tahun 2021 yang disebabkan oleh kenaikan harga jual di sepanjang tahun 2022.
Beban Pokok Pendapatan pada 2022 meningkat -16,0% dari -Rp9.645,6 miliar menjadi
-Rp11.185,1 miliar karena kenaikan biaya energi, terutama dari harga batu bara, di pertengahan tahun
pertama, sehingga mengurangi Margin Laba Bruto menjadi 31,5% di 2022 dari 34,7% di 2021. Pada
Semester ke-2 tahun 2022, Perusahaan baru berhasil mendapatkan batu bara DMO sebesar 60% dari
total kebutuhan batu baranya.
Untuk mengurangi penggunaan batu bara dan dampak harga batu bara yang tinggi, Perseroan terus
meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2% pada tahun 2021 menjadi
18,1% pada tahun 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara berkalori rendah (LCV) dari
88% menjadi 92%.
Peningkatan Beban Usaha sebesar +3.6% dari -Rp3.218,7 miliar menjadi -Rp3.334,3 miliar disebabkan
oleh kenaikan biaya logistik dan aksi korporasi pada tahun 2022.
Peningkatan Beban Operasi Lain – Neto sebesar +155,7% dari Rp163,3 miliar menjadi Rp417,6 miliar
pada 2022 disebabkan oleh keuntungan valuta asing, klaim asuransi, penjualan barang bekas, dan
penyelesaian beberapa proyek.
Akibatnya, pada 2022, Margin Laba Usaha turun dari 14% menjadi 13,6% dan Margin EBITDA
berkurang dari 22,5% menjadi 21,2%.
Perseroan mencatatkan Pendapatan Keuangan - Neto yang lebih rendah sebesar -70,8% dari Rp139,3
miliar di 2021 menjadi Rp40,6 miliar karena posisi kas yang lebih rendah sehubungan dengan program
pembelian saham kembali.
Beban Pajak Penghasilan – Neto meningkat +0.3% dari -Rp445,5 miliar menjadi -Rp446.9 miliar
disebabkan oleh kenaikan Laba Usaha.
Berdasarkan angka keuangan di atas, Laba Tahun Berjalan naik +3.0% dari Rp1.788,5 miliar menjadi
Rp1.842,4 miliar pada 2022.
Neraca Keuangan yang Tangguh
Dari pembelian kembali saham sebesar Rp2,73 triliun dan pembayaran dividen tahun lalu, Perseroan
membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp4,5 triliun. Arus kas yang kuat
dihasilkan dari operasi dan upaya yang gigih dari manajemen untuk meningkatkan modal kerja adalah
kunci untuk mempertahankan Neraca Keuangan Perseroan yang tangguh.
Dengan Posisi Neraca Keuangan yang kuat dan tanpa utang pada bank, Indocement siap menghadapi
tantangan ekonomi yang sedang berlangsung termasuk kelebihan pasokan kapasitas industri semen
dan siap berpartisipasi pada peluang yang membawa sinergi baik di masa depan.
Pemulihan Permintaan di Tahun 2023
Berbeda dengan pertumbuhan tahun 2021 sebesar +2,3%, karena ekonomi mulai pulih dari pandemi,
tahun 2022 ditutup dengan volume permintaan semen yang lebih rendah sebesar -3,4%. Perang
Ukraina-Rusia pada awal tahun 2022 telah menyebabkan ketidakpastian lainnya di seluruh dunia
sementara masih banyak ekonomi dalam tahap pemulihan dari pandemi. Perang berdampak besar
terhadap harga energi, khususnya pada industri semen adalah harga batu bara.
Pemerintah memperkenalkan skema harga batu bara DMO pada akhir tahun 2021 dan Sebagian besar
perusahaan-perusahaan semen baru dapat menggunakan skema harga tersebut terutama pada
Semester ke-2 tahun 2022. Demikian pula, kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan
September 2022 telah mengakibatkan kenaikan biaya distribusi yang signifikan sehingga harga jual
produk semen kantong harus dinaikkan kembali, walaupun sebelumnya telah ada beberapa kenaikan
di bulan-bulan sebelumnya. Akibatnya, konsumsi semen di kuartal ke-4 di tahun 2022 turun sebesar
9% dibandingkan kuartal ke-4 di tahun sebelumnya dan menyebabkan konsumsi di tahun 2022 turun
sebesar 3%. Komposisi pasar semen kantong pada tahun 2022 adalah sebesar 73% yang merupakan
posisi mayoritas dari total pasar semen.
Proyeksi di tahun 2023 ini, dengan kombinasi harga yang lebih tinggi dari tahun lalu dan curah hujan
yang tinggi sejak awal tahun, permintaan semen kantong saat ini terlihat masih relatif lemah. Namun,
dengan perayaan Idulfitri yang lebih awal tahun ini, kami berharap permintaan semen kantong dapat
mulai pulih pada bulan Mei dan berlanjut ke Semester ke-2 dimana belanja masyarakat dapat
meningkat sebelum tahun pemilihan 2024. Sementara itu, kami perkirakan permintaan semen curah
akan tetap tumbuh karena Anggaran Infrastruktur yang dirangkum dari APBN 2023 ditetapkan 5% lebih
tinggi dari tahun 2022. Pembangunan ibu kota baru (IKN) juga akan mendukung permintaan semen
curah, oleh karena itu, kami perkirakan semen domestik akan tumbuh sekitar 2%–4% di tahun 2023.
Mengenai Indocement
Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi
Semen Tiga Roda dan Semen Rajawali. Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam
beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan
beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 3.400 orang.
Indocement mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 25,5 juta ton
semen. Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di
Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru,
Kalimantan Selatan. Pada 2022, Indocement melakukan Perjanjian Sewa Pakai Aset dengan
PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo. Heidelberg Materials telah menjadi pemegang.
Tidak ada komentar: