Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Tradisi Nisfu Syakban di Tegal


Suarabamega25.com, TEGAL - 15 Syaban / Nisfu Sya'ban Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad, Wali Allah yang dilahirkan di kota Geidun, Hadramaut, pada tahun 1838 M, kemudian hijrah ke Indonesia dan menjadi keberkahan bagi warga Tegal, khususnya, dikarenakan datangnya Habib Muhammad bin Thohir Al Hadad berdakwah di Tegal hingga akhir hayatnya, dan dimakamkan di kompleks pemakaman Kauman atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama makam Gubah Al-Haddad, tepatnya di Desa Kraton, Tegal Barat. 

 Habib Muhammad bin Thohir bin Umar bin Abubakar bin Ali bin Alwi bin Abdullah (shahiburratib) Al-Haddad bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Ahmad bin Abubakar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami dari Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah SAW. 

Sanad keturunan Habib Muhammad termasuk suatu silsilah dzahabiyyah, sambung-menyambung dari ayah yang wali ke kakek wali, demikian seterusnya sampai bertemu dengan Rasulullah SAW.

Ayah  Al-Habib Thohir bin Umar Al-Haddad adalah seorang ulama besar di kota Geidun, Hadramaut. Al-Habib Thohir banyak membaca buku di bawah pengawasan dan bimbingan ayah dan kakek beliau, sehingga diberi ijazah oleh ayah dan kakeknya sebagai ahli hadist dan ahli tafsir.

Habib Muhammad bin Thohir sendiri adalah seorang yang wali min auliya illah yang sebelumnya banyak belajar dari kakeknya dan ulama hadramaut hingga dikenal sebagai ulama besar yang menjadi rujukan di zamannya. Tidak hanya ayah dan beliau sendiri, putra-putranya pun harum namanya dengan pangkat kewalian yang masyhur yakni Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad (1299 H- 1373 H) yang dimakamkan di Kramat, Empang, Kota Bogor dan adiknya Al-Habib Husein bin Muhammad Al-Haddad (1302 H-1376 H) yang sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk berdakwah di Tuban dan Jombang, Jawa Timur sampai akhirnya wafat dimakamkan di samping makam ayahandanya.

Dalam perjalanan hidupnya, Habib Muhammad juga sukses sebagai saudagar. Bila berkunjung ke suatu tempat, beliau membawa 40 pembantunya untuk memikul berbagai keperluan untuk menjamu penduduk kota, “Bukan Habib Muhammad yang menjadi tamu, justru orang kota yang menjadi tamunya.” Ujar Habib Abdullah bin Hasan bin Husein Al-Haddad, cicit beliau.

Ketika berumur 47 tahun, beliau bersama dua anaknya berkunjung ke Indonesia. Selama 45 hari, beliau berdakwah dan berdagang di berbagai kota, namun kemudian jatuh sakit dan meninggal di kota Tegal pada 18 Rajab tahun 1885 M. 

Habib Muhammad Al Hadad dimakamkan di pemakaman Kauman, yang kelak disebut Makam Gubah Al-Haddad. Dua putranya, Habib Husein dan Habib Alwi, masing-masing meninggal di Jombang dan di Bogor

– Habib Alwi Al-Haddad di makamkan di Kramat Empang Bogor.

– Habib Husin Al-Haddad di makamkan di Tegal.

Haul Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad pertama kali diselenggarakan oleh Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (1265 H-1337 H), Surabaya, Guru yang banyak membentuk karakter kedua putra Habib Muhammad bin Thohir Al Hadad.

Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad merupakan salah seorang tokoh penting penyebar agama Islam di wilayah pesisir pantura, terutama Tegal dan sekitarnya. Sepanjang hidupnya, waktunya banyak dihabiskan untuk mengenalkan Islam kepada masyarakat setempat. Hingga akhir hayatnya, Habib Muhammad bin Thohir al Hadad tinggal di Tegal dan dimakamkan di Desa Kraton, Kauman, Tegal Barat. 

Untuk mengenang jasanya, setiap tahun digelar peringatan Haul Habib Muhammad bin Thohir al Haddad. Ribuan orang memadati tempat acara haul berlangsung dan memanjatkan doa untuk Habib Muhammad bin Thohir al Haddad. 

Puncak Haul biasa diselenggarakan pada tanggal 15 Sya'ban , tahun ini jatuh pada hari Ahad (25/2) .Selepas haul dan malam Nisfu Syakban di Pekalongan. Jamaah yang pulang dari Pekalongan biasanya menempuh perjalanan 2-3 jam ke Tegal selepas pukul 00.00. (Aji)

Tidak ada komentar: