PILKADA, “Manahapi” Politik GagasanOleh: Noorhalis Majid
Suarabamega25.com, Banjarmasin - Ke mana arah Kalimantan Selatan kedepan, terutama menyangkut isu besar, bila IKN benar-benar terwujud dan menjadi episentrum segala pembangunan, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi. Bagaimana cara dan strategi “menyangga” IKN, isu apa yang diprioritaskan?
Apa yang akan disiapkan menghadapi arus besar migrasi, yang terjadi secara besar-besaran dan sebentar lagi berlangsung persis di depan mata?
Bagaimana pula menjadikan sumber daya alam yang tersisa, agar benar-benar berbuah kesejahtraan bersama. Menjadi modal menyiapkan sumber daya manusia, sehingga ketika sumber daya alam habis – sehabis habisnya, sudah ada sumber daya manusia yang mumpuni, mampu menjemput perubahan zaman.
Pun terkait skenario budaya, bagaimana agar “Banjar” atau “Dayak” sebagai entitas budaya, tidak tergerus disapu tsunami kebudayaan lain, dampak dari migrasi yang besar dan datang seketika.
Sudahkah semua itu menjadi wacana yang dibicarakan, diperbincangkan serius, disiapkan berbagai regulasinya, kebijakannya, dan dibuat strategi bersamanya?
Kalau semua itu dibicarakan dan menjadi wacana bersama, itulah kira-kira yang disebut “politik gagasan”, baru kemudian mencari sosok pemimpin yang dapat menahkodai. Yang jejak rekam dan pengetahuannya sudah tidak diragukan. Yang integritas dan komitmennya terjaga dan tidak disanksikan.
Bukan ujuk-ujuk mencari orang, namun miskin gagasan. Seketika muncul entah dari mana. Tetiba balehonya marak mengisi sudut-sudut kota dan tidak ada gagasan yang diperkenalkan.
Lebih parah lagi, mendadak menjadi sosok yang sangat peduli. Hampir semua momen, peringatan dan hari besar diberikan ucapan. Sepertinya sangat peduli pada buruh, lingkungan, bumi, gender dan sebagainya.
Di tengah tingkat pendidikan masyarakat yang semakin membaik, kemajuan informasi dan pengetahuan yang terus berkembang, kita ingin “gagasan dan pemikiran” menjadi arus utama. Bukan orang, bukan sosok. Apalagi dikarbit melalui branding publikasi, dibekingi oligarki. (nm)
Tidak ada komentar: