Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Ke-45 KH Abdul Malik
Suarabamega25.com - Purwokerto Senin, 30 September 2024 sedari 20.00 (Bada Isya) - selesai di Ponpes Bani Malik Kedungparuk, Ledug, Kec Kembaran, Kab Banyumas, Jawa Tengah akan digelar Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Ke-45 KH Abdul Malik dan Para Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyyah Al-Kholidiyah Kedungparuk (Mersi ,Purwokerto Timur-Banyumas) bersamaHabib Muhammad Luthfi bin Yahya, Habib Ali Zainal Abidin Assegaf ,Habib Umar Al-Muthohar dan Hadroh Majelis Azzahir Pekalongan. Acara ini akan dihadiri Habaib dan Kyai yang ada di Banyumas dan sekitarnya.
Mbah Malik
Syaikh Abdul Malik adalah sosok ulama yang cukup di segani di Banyumas Jawa Tengah. Nasabnya bersambung dengan Pangeran Diponegoro melalui kakeknya yakni R Dipowongso IV yang tiada lain adalah anak P Diponegoro.
Syaikh Abdul Malik semasa hidupnya memegang dua thariqah besar (sebagai mursyid) yaitu: Thariqah An-Naqsabandiyah Al-Khalidiyah dan Thariqah Asy-Syadziliyah.
Asy-Syaikh Abdul Malik lahir di Kedung Paruk, Purwokerto, pada hari Jum’at 3 Rajab 1294 H (1881). Nama kecilnya adalah Muhammad Ash’ad sedang nama Abdul Malik diperoleh dari ayahnya, KH Muhammad Ilyas ketika ia menunaikan ibadah haji bersamanya. Sejak kecil Asy-Syaikh Abdul Malik telah memperoleh pengasuhan dan pendidikan secara langsung dari kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya yang ada di Sokaraja, Banyumas terutama dengan KH Muhammad Affandi.
Mbah Malik adalah guru besar Thariqah An-Naqsabandiyah Al-Khalidiyah dan As-Syadziliyah Indonesia. Silsilah kemursyidan diserahkan kepada murid kesayangan beliau (Habib Muhammad Luthfi bin Aly bin Hasyim bin Yahya (mantan Rois Am Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Muktabaroh An Nahdliyyah/,Jatman, kini Presiden Sufi Se-Dunia) dan cucu beliau Abdul Qadir bin ILyas Noor).
Kalau kepada sang cucu hanya kemursyidan thariqah An-Naqsabandiyah al-Khalidiyahnya saja, namun kemursyidan kedua thariqah besar tersebut (Naqsyabandi dan Syadzili) diserahkan kepada muridnya yakni Habib Muhammad Luthfi bin Aly bin Hasyim bin Yahya.
Mbah Malik menurunkan seorang anak laki-laki dari Nyai Siti Warsiti yang lebih dikenal Mbah Johar (putri syaikh Abubakar bin H Yahya, kaliwedi, guru mbah Malik) yakni Ahmad Busyairi, namun meninggall dalam usia 36 tahun (1953). Sedang dari mBah Mrenek Maos Cilacap, tidak dikaruniai anak.
Dari perkawinannya dengan Nyai Siti Hasanah putri H Abdul Khalil (Kedung Paruk), ia menurunkan seorang putri yaitu Nyai Khairiyah. Sang putri tunggal ini Nyai Khairiyah menurunkan sembilan anak. Dengan Kyai Anshor Sokaraja, satu orang putri yaitu Hj Siti Fauziyah dan dari Kyai Ilyas Noor, delapan anak tiga laki-laki dan lima perempuan yaitu Hj Siti Faridah, KH Abdul Qadir, Siti Fatimah, Siti Rogayah, KH Sa’id, KH Muhammad Ilyas Noor , Hj Isti Rochati dan Nurul Mu’minah.
Tiga penerus Mbah Malik yang meneruskan amaliah Mbah Malik masing-masing yakni pertama, KH Abdul Qadir bin KH Ilyas Noor Subtil Malik lahir di Kedung Paruk 11 Oktober 1942 wafat pada hari Selasa 19 Maret 2002 (5 Muharam 1423 H dalamusia 60 tahun) dan dimakamkan dibelakang Masjid Bahaa-ul-Haq wa Dhiyaa-uf-Dien.
Ia memangku kemursyidan selama 22 tahun (1980-2002). Penerus kedua yakni yakni KH Sa’id bin KH Ilyas Noor Subtil Malik lahir diKedung Paruk pada tanggal 15 April 1951 wafat pada hari kamis tanggal 3 Juli 2004 dalam usia 53 tahun dan dimakamkan di belakang Masjid Bahaa-ul-Haq wa Dhiyaa-uf-Dien. Ia memangku kemursyidan selama 2 tahun (2002-2004). Selepas itu kemursyidan thariqah dari tahun 2004 - sekarang dipegang oleh KH Muhammad bin KH Ilyas Noor Subtil Malik. ( Aji)
Tidak ada komentar: