Bareskrim Geledah Kantor BJB Syariah Terkait Dugaan Korupsi Rp 548 M
Suara Bamega Online – Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri menyelidiki kasus dugaan korupsi pemberian kredit Bank BJB Syariah (BJBS) kepada PT Hastuka Sarana Karya (HSK) pada periode 2014-2016 dalam proyek Garut Super Blok. Dalam dua hari terakhir, penyidik menggeledah kantor pusat BJBS di Bandung dan kediaman Plt Dirut BJBS.
Kasubdit V Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Kombes Indarto mengatakan penggeledahan dilakukan sejak Senin (16/7/2017). Sejumlah ruangan direksi di kantor pusat BJB Syariah, Jalan Braga, Bandung, diperiksa. Penyidik juga mendatangi rumah Plt Dirut BJB, namun terkunci.
“Kami telah mengamankan sejumlah dokumen. Hari ini kami melakukan penggeledahan rumah Plt Dirut di Bandung,” ujar Indarto melalui sambungan telepon, Selasa (17/10).
Indarto menjelaskan dugaan korupsi pemberian kredit untuk proyek Garut Super Blok kepada PT HSK sebesar Rp 566,45 miliar. Pihak debitur tidak memberikan agunan sama sekali kepada Bank BJB, malah sertifikat tanah induk pokok diagunkan ke bank lain.
Untuk meyakinkan pihak bank, PT HSK mengajukan 161 pihak yang katanya akan membeli ruko di area pusat perbelanjaan di Garut itu. Namun pembayaran 161 debitur itu macet.
“Sebanyak 161 debitur kualitas pembiayaannya macet, tidak bankable. Debitur hanyalah rekayasa dr PT HSK, sebagian fiktif,” ujar Indarto.
Kasus ini sudah ada di tingkat penyidikan, namun belum ada tersangka yang ditetapkan. Redaksi sudah berusaha mencoba menghubungi pihak BJB Syariah namun hingga kini belum mendapat respons.
Sumber: detik.com
Kasubdit V Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Kombes Indarto mengatakan penggeledahan dilakukan sejak Senin (16/7/2017). Sejumlah ruangan direksi di kantor pusat BJB Syariah, Jalan Braga, Bandung, diperiksa. Penyidik juga mendatangi rumah Plt Dirut BJB, namun terkunci.
“Kami telah mengamankan sejumlah dokumen. Hari ini kami melakukan penggeledahan rumah Plt Dirut di Bandung,” ujar Indarto melalui sambungan telepon, Selasa (17/10).
Indarto menjelaskan dugaan korupsi pemberian kredit untuk proyek Garut Super Blok kepada PT HSK sebesar Rp 566,45 miliar. Pihak debitur tidak memberikan agunan sama sekali kepada Bank BJB, malah sertifikat tanah induk pokok diagunkan ke bank lain.
Untuk meyakinkan pihak bank, PT HSK mengajukan 161 pihak yang katanya akan membeli ruko di area pusat perbelanjaan di Garut itu. Namun pembayaran 161 debitur itu macet.
“Sebanyak 161 debitur kualitas pembiayaannya macet, tidak bankable. Debitur hanyalah rekayasa dr PT HSK, sebagian fiktif,” ujar Indarto.
Kasus ini sudah ada di tingkat penyidikan, namun belum ada tersangka yang ditetapkan. Redaksi sudah berusaha mencoba menghubungi pihak BJB Syariah namun hingga kini belum mendapat respons.
Sumber: detik.com
Tidak ada komentar: