Kebakaran Hutan di Kalimantan Barat Telan Empat Korban Jiwa
Suarabamega25.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat (Kalbar) menelan empat korban jiwa.
Polda Kalbar mencatat, hingga Kamis (23/8/2018), empat warga dilaporkan meninggal dunia. “Betul, dilaporkan sudah empat korban meninggal dunia,” kata Kapolda Kalbar, Irjen Didi Haryono kepada wartawan, Kamis (23/8/2018).
Para korban berada terpisah. Dua orang Kabupaten Melawi, seorang di Kabupaten Sintang dan seorang di Kabupaten Sambas.
Wilayah Sintang dan Sambas adalah kabupaten perbatasan di Kalbar yang berbatasan darat langsung dengan Sarawak, Malaysia.
Didi mengimbau kepada masyarakat agat diak membuka lahan dengan cara membakar.
“Malu kita dengan negara sebelah dan dapat dianggap kita tidak mampu mengelola lingkungan,” ucapnya.
Ia menalnjutkan, dampak kebakaran akan menggangu ekonomi, karena terhambatnya distribusi sembako. Kabut asap juga pasti bisa merusak syaraf otak anak dan membuat masyarakat terpapar sejumlah penyakit.
“Mengganggu kesehatan warga dan pendidikan anak-anak sekolah. Dampak lainnya keseimbangan ekosistem alam terganggu termasuk keberlangsungan flora dan faunanya,” paparnya.
Didi menegaskan para pelaku yang tertangkap membakar lahan diancam sanksi 10 tahun penjara dan denda Rp10 miliar.
Saat ini, Polda Kalbar bersama TNI dan masyarakat terus melakukan pemadaman di lahan yang terbakar. Salah satunya di kawasan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
“Kita masih melakukan pemadaman. Kami kemarin sore memadamkan api di lahan yang terbakar. Lahan itu dekat pemukiman Komplek Harum Manis, Korpri, Sungai Raya Dalam. Kami lakukan pemadaman (lahan) gambut bersama warga peduli api,” ujarnya.
Sumber: Seruindonesia.com
Polda Kalbar mencatat, hingga Kamis (23/8/2018), empat warga dilaporkan meninggal dunia. “Betul, dilaporkan sudah empat korban meninggal dunia,” kata Kapolda Kalbar, Irjen Didi Haryono kepada wartawan, Kamis (23/8/2018).
Para korban berada terpisah. Dua orang Kabupaten Melawi, seorang di Kabupaten Sintang dan seorang di Kabupaten Sambas.
Wilayah Sintang dan Sambas adalah kabupaten perbatasan di Kalbar yang berbatasan darat langsung dengan Sarawak, Malaysia.
Didi mengimbau kepada masyarakat agat diak membuka lahan dengan cara membakar.
“Malu kita dengan negara sebelah dan dapat dianggap kita tidak mampu mengelola lingkungan,” ucapnya.
Ia menalnjutkan, dampak kebakaran akan menggangu ekonomi, karena terhambatnya distribusi sembako. Kabut asap juga pasti bisa merusak syaraf otak anak dan membuat masyarakat terpapar sejumlah penyakit.
“Mengganggu kesehatan warga dan pendidikan anak-anak sekolah. Dampak lainnya keseimbangan ekosistem alam terganggu termasuk keberlangsungan flora dan faunanya,” paparnya.
Didi menegaskan para pelaku yang tertangkap membakar lahan diancam sanksi 10 tahun penjara dan denda Rp10 miliar.
Saat ini, Polda Kalbar bersama TNI dan masyarakat terus melakukan pemadaman di lahan yang terbakar. Salah satunya di kawasan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
“Kita masih melakukan pemadaman. Kami kemarin sore memadamkan api di lahan yang terbakar. Lahan itu dekat pemukiman Komplek Harum Manis, Korpri, Sungai Raya Dalam. Kami lakukan pemadaman (lahan) gambut bersama warga peduli api,” ujarnya.
Sumber: Seruindonesia.com
Tidak ada komentar: