Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Duet Kompak Dua Jenderal Penjaga Negara


Suarabamega25.com – Situasi negara semakin kondusif setelah Pilpres 2019, tak bisa dilepaskan dari peran besar kedua jenderal. Dialah Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, yang mengantarkan bangsa ini keluar dari kemelut Pemilu 2019.

Pemilu memang agenda tetap politik lima tahunan. Namun dalam perjalanan bangsa ini tidak setiap kali Pemilu berjalan biasa-biasa saja.  Pemilu 2019 termasuk yang luar biasa, bahkan ada yang menyebutnya sebagai “el clasico” bertemunya kembali Capres Joko Widodo dengan Prabowo Subianto.

Bagaikan turbin raksasa Pemilu 2019, juga membawa residu yang pekat.  Selama delapan bulan masa kampanye dan ditambah pasca penghitungan, segenap warga bangsa seolah diselimuti kekhawatiran.  Akankah sebagai bangsa lolos dari satu ujian berat ini?

Residu, itu tak lain adalah ancaman disintegrasi bangsa.  Pemilu 2019 dihantui menguatnya politik identitas yang masuk di dalam kontestasi politik, khususnya di Pilpres.  Masa kampanye tidak hanya pertarungan gagasan, tetapi juga ajang hoax atau kabar burung yang benar-benar mengaduk-aduk emosi warga bangsa.

Bahkan ada yang menyebut Pemilu sebagai pertarungan ideologi Pancasila dengan kelompok pengimpor ideologi kekerasan dari Timur Tengah.  Kelompok “berjubah” yang mencoba peruntungan dengan agenda besar mengubah ideologi bangsa.  Puncak politik identitas terjadi peristiwa 21-22 Mei 2019 dimana beberapa kawasan Ibu Kota terjadi kericuhan.

Tanpa, manajemen pengamanan dalam negeri yang baik, sulit bagi pihak keamanan membendung kericuhan yang nyaris melumpuhkan Ibu Kota Jakarta. Tanpa soliditas dan kekompakan TNI dan Polri, kericuhan di bulan Mei lalu bisa saja menjadi malapetaka bagi bangsa.

Berkat penguasaan lapangan yang baik, Polri di garis depan yang berhadapan langsung dengan kekuatan massa, melalui pendekatan humanis Polri di bawah Jenderal Tito Karnavian mampu memisahkan mana kelompok demonstran yang mempertanyakan hasil penghitungan suara di Gedung Bawaslu Thamrin Jakarta, dengan kelompok yang ingin membuat rusuh di Ibu Kota.

Sebelumnya di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Tito, serangkaian ujian skala besar telah dihadapi beruntun sambung menyambung.  Tentu ini sangat melelahkan bagi seluruh anggota Polri dan TNI.  Masa awal Kampanye Pemilu 2019 hanya beberapa hari dari pesta olahraga negara-negara di Asia, Asian Games yang berakhir awal September 2018.  Berlanjut pada pertemuan IMFdan World Bank di Bali, Oktober 2018.

Dari sisi keamanan dalam negeri agenda-agenda besar ini, memang rawan oleh serangan terorisme yang kerap mencuri perhatian di dekat perhelatan berskala internasional. Ancaman ini bukan isapan jempol, menjelang Asian Games ada sekitar 400 terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Polri.  Mereka diduga akan mengacaukan Asian Games dan Pemilu 2019.

Respon publik yang direkam dari rilis survey nasional Cyrus Network belum lama ini pun menunjukkan hal positif. Dalam paparannya di Jakarta (09/8) menyebutkan lebih 90 persen responden mengakui kinerja TNI – Polri netral sangat profesional. “Sebanyak 91 persen responden menyatakan Polri netral dan 95 persen menyatakan bahwa TNI netral” ujar Eko Dafid Afianto Managing Director Cyrus Network.

Bisa dikatakan, Pemilu 2019 adalah ujian terberat bagi TNI dan Polri.  Kini situasi keamanan nasional yang semakin stabil.  Keberhasilan Jenderal Tito Karnavian dan Marsekal Hadi Tjahjanto menjaga situasi negara yang kondusif pasca Pemilu 2019, menjadi  berkah bagi bangsa ini.

Sumber: Seruindonesia.com

Tidak ada komentar: