Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Mari Kita Bercermin dari Syekh Ali Jaber


Suarabamega25.com - Dalam sebuah ceramah syekh Ali Jaber berkata bahwa beliau memang lahir di Madinah dan siap mati di Indonesia. Masya Allah. Bahkan dalam surat wasiat beliau mengatakan ingin dimakamkan di Lombok tempat kelahiran istrinya. Serta berkata bahwa sudah membeli kain kafan untuk hari kematiannya. Masya Allah.

Hidup beliau cukup singkat. Syekh Ali Jaber lahir pada tanggal 3 Februari 1976 dan kini menghadap Rabbnya pada tanggal 14 Januari 2021. Jelang 45 tahun.

Memetik pelajaran dari kisah beliau. Dilihat dari sejarah hidupnya sungguh luar biasa.

Berikut Profil Syekh Ali Jaber

1. Lahir di Madinah

Syekh Ali Jaber lahir di Madinah, Arab Saudi pada tahun 1976. Ia anak sulung dari 12 bersaudara dan mengenyam pendidikan sebagai penceramah di kota Madinah.

2. Pada usia 10 tahun beliau telah menghafal 30 juz Al Quran. Sangat fantastis hampir mirip dengan imam Syafi'i ketika hafal Qur'an. Lantas di usia 13 Tahun Sudah mennadi Imam Masjid di Madinah. Allahu Akbar.

3. Guru di Masjid Nabawi

Pendakwah ini merupakan guru di Masjid Nabawi. Dia juga menjadi imam di salah satu masjid di Madinah

4. Keluarga

Ali Jaber memiliki istri bernama Umi Nadia yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Keduanya dikaruniai anak bernama Hasan.

5. Di Indonesia, Syekh Ali Jaber dikenal sejak menjadi juri program televisi, Hafiz Indonesia. Dia menilai hafalan Al Quran anak-anak.


Bertanyalah pada hatimu. Seberapa amal untuk bertemu ajal. Seberapa bekal yang kita bawa untuk perjalanan di kehidupan yang kekal? Seberapa ilmu yang telah kau dapat dan bisa bermanfaat untuk umat? Atau hidup hanya penuh kesia-siaan dan tak menyiapkan untuk akhir kehidupan.

Mari kita didik anak kita dengan sebaiknya dan doakan setiap helaan nafas agar menjadi sosok ulama yang bersahaja dan jadi panutan umat di semesta.

Ya Rabb...

Jadikan keluarga kami dan saudara serta handai tolan kami sebagai ahli surga. Bimbing kami agar senantiasa bisa menjadi orang tua yang bisa mengantarkan anak-anak kami menjadi ulama dan pemimpin yang berakhlak mulia

Keluarga di Lombok kini menanti jenazah beliau. Mari kita bersiap untuk bertemu dengan hari dimana semua sudah tidak ada artinya lagi yakni hari kematian. Di mana pun, kapan pun jika sudah saatnya kembali kita pun tak bisa mengelaknya.

Tidak ada komentar: