Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Ketum PBNU KH Yahya Menerima Gelar Doktor Kehormatan dari UIN Kalijaga Yogyakarta


Suarabamega25.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyandang gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penganugerahan tersebut digelar pada Senin (13/2/2023) yang disimbolkan dengan penyerahan ijazah dari Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Al Makin.

Melalui momen penerimaan gelar kehormatan tersebut, Gus Yahya, begitu ia disapa, menyampaikan pidato ilmiahnya. Pidato tersebut berisikan kecemasannya pada kehadiran Islam dalam lingkup realitas situasi kekinian.

Belum lagi, menurut Gus Yahya, Islam malah berada di bawah tekanan dan serangan dari berbagai arah. Ditambah pula dengan kemunculan radikalisme dan terorisme.

Kenang Gus Dur sebagai Sosok Inspirasi

Dalam pidatonya, Gus Yahya mengaku merasa beruntung pernah bertemu dengan Presiden Keempat Republik Indonesia KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Menurutnya, sosok Gus Dur memberikan inspirasi, pengetahuan, pengalaman, dan akses baginya, termasuk soal realitas.

"Dia dalam banyak kesempatan kemudian membuka jalan saya tentang realitas," katanya lebih TV NU Senin tadi. (13/2/2023).

Gus Yahya Minta Maaf Jika Resepsi 1 Abad NU Ada Kekurangan.

Gus Yahya kemudian membagikan pelajaran yang ia dapat dari sosok Gus Dur. Salah satunya soal perjuangan untuk kemenangan kemanusiaan. Pasalnya, kata Gus Yahya, peperangan atau konflik antarkelompok tidak akan menghasilkan satupun pemenang. Sebaliknya, kekalahan bagi semua pihak.

"Pelajaran saya dari Gus Dur, saya menyadari tidak ada jalan terbaik untuk menolong kondisi Islam daripada perjuangan untuk kemanusiaan," tutur dia.

Lebih lanjut, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang, Jawa Tengah tersebut mengatakan, kemenangan kemanusiaan tersebut adalah kemenangan semua kelompok. Artinya, kemenangan itu tidak hanya dimiliki Islam, tetapi juga Kristen, Hindu, Syiah, Sunni, dan sebagainya.

"Jika kemanusiaan menang, semua menang. Kemanusiaan menang, Islam memang. Kemanusiaan menang, Kristen menang. Kemanusiaan menang Hindu menang. Semua orang menang. Syiah menang. Sunni menang," kata Gus Yahya.

Berkenaan dengan hal itu, Gus Yahya membeberkan, aktivitasnya yang dilakukan saat ini berhubungan dengan peradaban kemanusiaan. Khususnya, kebaikan untuk peradaban manusia.

Sementara, Ketua Tim Promotor Prof H Machasin menambahkan, kontribusi Gus Yahya dalam keagamaan tidak hanya ditujukan bagi warga Nahdliyin. Sebaliknya, kontribusinya juga merujuk pada warga dari komunitas organisasi atau agama lainnya.

"Punya aktivitas agama tidak hanya bagi komunitasnya, tetapi juga bagi luar komunitasnya," ungkap dia.

Sebagai informasi, penyerahan gelar kehormatan pada Gus Yahya tersebut dilakukan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Al Makin didampingi Ketua Senat Siswanto Masruri dan disaksikan oleh Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas di Auditorium Prof M Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Tidak hanya Gus Yahya, pemberian gelar Doktor kehormatan Honoris Causa DR (H.C) ini juga diberikan kepada dua tokoh agama lainnya, yakni Sudibyo Markus selaku Dewan Pakar Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah) dan Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot sebagai Presiden Badan Kepausan untuk Dialog Lintas Agama Vatikan.

Lengkapnya, deretan tokoh penting yang menghadiri penganugerahan tersebut di antaranya yakni, Mengko Polhukam Prof Mahfud MD, Menpan RB Abdullah Azwar Anas, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, Sultan Hamengkubuwono X, sejumlah tokoh Katholik.( Aji S)

Tidak ada komentar: