Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Kecam Pembakar Al Quran, Putin Dijuluki 'Pelindung Agama' di Lebanon


Suarabamega25.com -- Presiden Rusia Vladimir Putin dianggap pelindung agama di Lebanon setelah blak-blakan mengecam penghina dan pembakar Al Quran.

Sejumlah poster bergambar Putin memegang Al Quran banyak terpampang di billboard sejumlah kota di Lebanon.

Dalam salah satu poster, Putin bahkan terlihat memeluk Al Quran di dadanya dengan tulisan "Pelindung dan Penjaga Agama."

Dalam kunjungan tersebut, Putin mengunjungi Masjid Dzhuma di Derbent, di mana ia diberikan Al Quran.

Selama kunjungan ke Masjid Dzhuma, Putin mengatakan tindakan yang tidak menghormati Al Quran di Rusia termasuk dalam kejahatan, tidak seperti di beberapa negara lain.

Penyelenggara aksi pemasangan billboard foto Putin di Lebanon, Muhammad Nasruddin dari Roslivan Office untuk Kerja Sama Rusia-Lebanon, mengatakan tindakan Putin menunjukkan kepada dunia bagaimana agama harus diperlakukan.

Pernyataan ini menyusul aksi pembakaran Al Quran yang dilakukan seorang pria bernama Salwan Momika di Stockholm, Swedia, saat Hari Raya Idul Adha lalu.

Pada 28 Juni di hari pertama Idul Adha, aksi pembakaran Al Quran terjadi di luar Central Mosque di Stockholm.

Meski Kepolisian Swedia mengizinkan aksi tersebut, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyebut tindakan pembakaran Al Quran itu sendiri tidak pantas.

Selama kunjungan ke Derbent, Putin turut mengomentari insiden di Swedia. Dia menekankan bahwa tidak menghormati Al Quran adalah kejahatan, tidak seperti di beberapa negara lain.

"Mereka (yang membakar Al Quran) akan menjalani hukum seperti yang disebutkan Kementerian Kehakiman, di tempat-tempat insiden perampasan kebebasan terjadi, di salah satu wilayah Rusia dengan populasi mayoritas Muslim," kata Putin seperti dikutip kantor berita Rusia TASS pada Senin (19/6).


Tidak ada komentar: