Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Kawan Dan Perkawanan Dalam Politik Oleh: Noorhalis Majid


Suarabamega25.com - Pepatah Tiongkok terkenal, memberikan pelajaran sangat berharga tentang politik, “seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak dalam politik”. Maka, bila ada orang yang mengaku politisi, tapi faktanya banyak musuhnya, menggambarkan dia bukan politisi. Mungkin dia preman, yang mengaku politisi.

Politisi memerlukan kawan sebanyak-banyaknya. Bila perlu, diterima semua kalangan, tanpa ada resistensi. 

Sebab, sejatinya tidak memerlukan musuh, bahkan sebagaimana pepatah Tiongkok tadi, satu musuh terlalu banyak. Sedangkan kawan, walau seribu - yang berarti tak terhingga, terlalu sedikit.

Kenapa demikian? Karena yang satu itu pun berpotensi berbicara tentang kejelekan, ketidak sukaan, bahkan aib kepada banyak orang, sehingga mengancam keberadaan politisi tersebut.

Dalam politik, mesti lebih banyak merangkul dari pada memukul. Sebab “memukul”, tidak membuahkan apapun, selain rasa sakit dan kekecewaan. Sedangkan “merangkul”, membawa kesejukan, kedamain dan perhatian.

Tentu ada yang memilih jalan politik dengan cara memukul orang lain. Terutama terhadap orang besar yang dianggap mampu mendongkrak popularitasnya. Sehingga apabila orang besar yang dipukulnya tersebut merespon, akan “jadi dacingnya”. Terangkatlah popularitas yang bersangkutan, sebab berhadapan dengan orang besar yang diskenariokannya sebagai musuh politik.

Tapi yakinlah, cara seperti itu tidak bertahan lama, satu waktu bakat “memukul orang lain” menjadi ancaman bagi siapapun dan menimbulkan resistensi. Pada akhinya, politisi tersebut kesepian di ujung jalan, tanpa ada yang mau menemani.  

Atau sebaliknya, karena hanya bagian dari “skenario”, orang yang dipukul menjadi kawan akrab, karena pertengkaran politik itu hanya “drama” guna menaikkan rating popularitas.

Jangankan soal politik, di luar itu pun, untuk apa memiliki musuh? Tidak ada untungnya! Lebih elok memiliki banyak kawan, bahkan sebanyak-banyaknya kawan, agar hidup ini hanya berisi tentang kawan dan perkawanan. 

Tidak ada komentar: