Prof. Dr. Rizal Ramli Telah Berpulang
Suarabamega25.com, Jakarta - Ekonom senior Rizal Ramli dilaporkan meninggal dunia di Jakarta, Selasa (2/1/2023). Rizal Ramli meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
"Innalillahi wa inna illaihi rojiuun. Telah berpulang, bapak/kakek/mertua kami, Rizal Ramli pada tanggal 2 Januari 2024 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kami segenap keluarga memohon maaf jika ada kesalahan beliau selama hidupnya," demikian pesan singkat keluarga.
Kabar meninggal Rizal Ramli sudah menyebar di X atau dulu disebut Twitter. "Innalillahi wa innailaihi rojiun, selamat jalan Pak Rizal Ramli, Indonesia berduka,".
Berbagai siaran televisi juga menyiarkan langsung dari Rumah Duka di Jl Bangka IX no 49 R , Jakarta Selatan.
Menurut Tri Wibowo Prasetyo , staf Keluarga Rizal Ramli, jenazah akan diberangkatkan ke Mampang dari RSCM, Jak Pusat jam 22.00. "Dari informasi RS , bapak mengindap kanker pankreas stadium 4. Dimana dalam 2 bulan terakhir, wajah bapak sudah tampak memucat. Sekalipun begitu, alm masih berfikir untuk bangsa dengan masalah ekonomi. Bagi alm, masalah dihadapi , menjadi energi baru seolah tidak menyadari penyakitnya semakin parah".
Dr. Rizal Ramli adalah mantan menteri Ekonomi dan Menteri Kemaritiman.
Prof. Dr. Ir. H. Rizal Ramli, MA. (lahir di Padang, 10 Desember 1954 – 2 Januari 2024 adalah satu di antara tokoh pergerakan mahasiswa Indonesia era 1977/78, pakar ekonomi dan tokoh perubahan Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia menggantikan Indroyono Soesilo sejak 12 Agustus 2015.
Sebelumnya, ia juga pernah menjabat Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Menteri Koordinator bidang Perekonomian, serta Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Rizal pernah ditawari oleh Soeharto untuk menjadi menteri di Kabinet Pembangunan VII serta pernah ditawari oleh Gus Dur untuk menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan serta Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, namun semuanya ditolaknya. Barulah ketika Gus Dur memintanya menjadi Kepala Badan Urusan Logistik, ia menerima.
Di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya. Karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.
Oleh sebagian kalangan, Rizal Ramli dijuluki sebagai "Sang Penerobos" karena ide-idenya yang tidak konvensional namun tepat sasaran, dan berpihak pada kepentingan rakyat. Ia juga pernah didaulat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) tandingan pada September 2013, setelah terjadinya perpecahan dalam tubuh organisasi itu. Pada Oktober 2015, posisi Rizal sebagai ketua umum Kadin Indonesia digantikan oleh Eddy Ganefo.
Setelah sekian lama tidak masuk dalam lingkaran utama kekuasaan, pada Agustus 2015, Rizal Ramli diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk bertugas mengurus bidang kemaritiman dan sumber daya.
Walau sudah berada dalam pemerintahan, sikap kritis Rizal tidak berubah. Ia sering melontarkan kritik pedas (yang diistilahkan kepret) terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga ia mendapat julukan baru "Rajawali Ngepret".
Rizal Ramli menamatkan sekolah dasar hingga SMA di kota Bogor, Jawa Barat.
Sewaktu menjadi mahasiswa jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) ia pernah didaulat menjadi Presiden Student English Forum (SEF) ITB, lalu sebagai Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) ITB dari tahun 1976 hingga 1977. Pada tahun 1978 ia dipenjara oleh rezim Orde Baru karena kritik-kritiknya terhadap kebijakan-kebijakan pemerintahan Soeharto.
Pengagum Einstein yang sempat mengenyam pendidikan di ITB ini, akhirnya malah mendapatkan gelar doktor ekonomi dari Universitas Boston pada tahun 1990.
Sekembalinya dari Amerika Serikat setelah menyelesaikan pendidikan doktor ekonominya, Ramli bersama beberapa orang ekonom lain seperti Laksamana Sukardi, Arif Arryman, dan M.S. Zulkarnaen mendirikan ECONIT Advisory Group.
Ketika masih aktif sebagai Managing Director Econit, Rizal Ramli dan rekan-rekannya di lembaga think-tank ekonomi independen ini sering mengkritisi kebijakan ekonomi pemerintah Orde Baru. Misalnya saja kritik terhadap kebijakan Mobil Nasional, Pupuk Urea, Pertambangan Freeport, dan sebagainya.
"Bersama dengan beberapa koleganya Rizal mendirikan Komite Bangkit Indonesia (KBI) dan sekaligus menjabat sebagai ketuanya. Beliau seorang pejuang. Berjuang sejak kecil, sampai kuliah di ITB.Bahkan saat masuk dalam pemerintahan? Mas Rizal tetap kritis. Dia tidak masalah apapun, dia tetap kritis dengan siapa pun, " kesan Adhi Masardhi, rekan Rizal Ramli dan mantan Jubir Gus Dur. Almarhum menikah dengan almh. Herawati Moelyono (m. 1982; meninggal 2006) dan almh. Marijani (Liu Siaw Fung).
Rizal Ramli meninggalkan 3 putra-putri yakni Dhitta Puti Saraswati (l.1983), Dipo Satria Latief (l.1984), dan Daisy Orlana Ramli (l.1992).
Sementara dari pihak keluarga , kata Adhi Masardi masih menunggu kedua putri Rizal Ramli yang masih kuliah di Amerika. Kemungkinan besok baru sampai, dan dari keterangan sementara rencana akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut. (AST)
Tidak ada komentar: