Puncak Haul Majemuk Masyayikh PP Asembagus
Suarabamega25.com, Situbondo - Sepanjang jalan dari ponpes menuju Lapangan terbuka Gelora Kalimanyar telah penuh oleh pedagang dan jamaah yang berdesak-desakan sepanjang jalan. Sebagian ada yang berziarah di kompleks makam, sebagian asa yang duduk menggelar tikar sepanjang jalan di tengah cuaca cerah. Rombongan konvoi kendaraan maupun berjalan kaki hadir dari berbagai daerah, Selasa (19/11/24).
Puncak Haul Majemuk baik kendaraan motor, mobil menambah semarak haul sepanjang jalan menuju kompleks pesantren Asembagus. Bendera bergambar alm Kiai Fawaid Asad Syamsul Arifin berkibar di tengah kerumunan kendaraan rombongan ratusan konvoi dari Provinsi Bali diiringi bendera kecil dominasi warna hijau. Puncak Haul sendiri di Selasa pagi dibuka dengan pembacaan manakib tiga masyayikh Ponpes Asembagus yakni KH Syamsul Arifin, KH As ad Syamsul Arifin dan KH Fawaid Syamsul Arifin oleh KH Azaim Ibrahimy bersambung dengan pembacaan doa tahlil.
Pada kesempatan itu juga diserahkan 6 hak cipta serta pembacaan hasil bahsul masail ponpes Asembagus. Dua pembicara kondang yakni Dr. Habib Segaf Baharun (Pengasuh Ponpes Dalwa,Raci Bangil Pasuruan Jatim) dan KH Miftachul Akhyar (Rois Am PBNU) mengajak jamaah untuk meneladani sosok para pendiri Ponpes Asembagus Situbondo. DR Habib Segaf Baharun dalam kesempatan pertama menyampaikan kekayaannya dengan sosok pendiri Ponpes Asembagus.
"Banyak orang datang ke ponpes ini, karena di dalam sosok para pendiri, terkadang ilmu Rasulullah SAW," buka Habib Segaf. "Mereka datang berbondong-bondong dari berbagai pelosok daerah untuk menimba ilmu dan mengambil tauladan dari para masyayikh,"ungkap Habib Segaf. Habib Segaf juga menyampaikan tentang keutamaan tiga golongan manusia yang kelak di hari kiamat memberikan Syafaat yakni para nabi , ulama dan syuhada.
KH Miftachul Akhyar (Rois Am PBNU pada kesempatan kedua sebagai penceramah penutup pada pidato pembuka mengenang tentang sosok pengasuh ponpes Asembagus KH Fawaid Syamsul Arifin saat Konferwil di Genggong, dimana ia ditungguin tidak boleh pulang sebelum acara berakhir. "Saat konferensi wilayah NU se Jawa Timur, saya ditungguin dan tidak boleh pulang bahkan dipegangi. Ini karena hikmahnya (KH Fawaid) kepada NU sangat besar. Selepas acara berakhir, baru bisa pulang, padahal sudah sangat ingin pulang sejak awal," kenang KH Miftahul Akhyar.
KH Miftahul Ahyar juga mengajak jamaah tak lupa untuk meneladani para masyayikh Asembagus Situbondo.
Acara Haul Majemuk dihadiri oleh sekitar 20.000 jamaah dari berbagai daerah.
Sebagai refleksi sebagai santri sudah sepatutnya selalu mendoakan para Masyayikh yang telah wafat agar mengalir keberkahan.
KHR. As’ad Syamsul Arifin berdawuh; ‘Kalau untuk tujuan Haul Majemuk, jangan terlalu banyak pertimbangan.
Mengapa? Karena Barakah dan Syafaatnya tampak dan akan diganti oleh Allah SWT. Para Wali Allah tetap hidup kalau dihauli, arwahnya datang. (Aji)
Tidak ada komentar: