Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Calon Ibu Kota Baru Diapit Naga dan Macan


Suarabamega25.com – Presiden Joko Widodo sudah menetapkan lokasi ibu kota Republik Indonesia yang baru di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Jika tak ada aral melintang, ibu kota baru rencananya dibangun pada akhir 2020 dan diharapkan selesai pada akhir 2024.

Mantan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta itu berharap perpindahan ibu kota bisa memeratakan pembangunan ke semua kawasan di Indonesia alias tidak hanya terkonsentrasi di wilayah barat. Keberadaan ibu kota di wilayah Kaltim diharapkan bisa menumbuhkan ekonomi di wilayah timur Indonesia.

“Sudah pasti, ya (kawasan timur tumbuh). Kalau ada aktivitas pembangunan, apalagi ibu kota, pasti manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh Kaltim. Daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat akan terkena dampak ekonomi. Soalnya, batu dan pasir dipasok dari sana. Sedangkan Sulawesi Selatan selama ini menjadi pemasok sembako dan pertanian ke wilayah Kalimantan, terutama Kaltim,” jelas Gubernur Kaltim Isran Noor.

Selain itu, wilayah ibu kota mendatang merupakan daerah yang kaya sumber daya alam, seperti minyak, gas, dan batu bara. Kaltim pun bakal menjadi lokasi menggiurkan bagi investor migas, tambang, dan properti. Namun, selain pemerintah pusat dan daerah, banyak yang memberikan penilaian terhadap calon ibu kota baru RI di Kaltim tersebut, salah satunya ahli feng shui. Feng shuiadalah ilmu dari daratan China yang mempelajari bagaimana manusia bisa hidup selaras dengan alam. Ilmu gabungan dari topografi, astrologi, serta ilmu bumi ini dikembangkan sejak zaman China kuno.

Mendatangi Suhu Xiang Yi, ahli feng shui yang berpraktik di wilayah Pluit, Jakarta Utara, Senin, 26 Agustus 2019, atau pada hari yang sama ketika lokasi ibu kota baru diumumkan oleh Presiden Jokowi. Sebelum menjawab pertanyaan, Xiang Yi mencetak peta wilayah Kaltim dari laptopnya. Peta tersebut lantas dihitung menggunakan jangka khusus untuk menghitung feng shui. Proses penghitungan memakan waktu dua jam. “Pindah ke Kaltim itu masih bagus karena posisinya masih di bawah garis ekuator,” kata Xiang Yi membuka percakapan setelah melakukan penghitungan.

Menurutnya, posisi Kaltim sama bagusnya dengan Jakarta karena sama-sama dekat dengan laut. Laut di Kaltim pun sama dengan di Jakarta lantaran terhalang oleh pulau-pulau kecil. Jadi perairan di dua daerah itu sudah aman karena sudah tersaring oleh pulau-pulau kecil itu. Lalu, dalam feng shui, yang normal biasanya tetap berpatokan pada gambar alias peta lokasi. Dari pengamatan Xiang Yi, lokasi ibu kota mendatang di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara terlihat menjorok ke dalam, sementara sisi kanan dan kiri menjorok ke luar.

“Kalau digambar seolah-olah yang titik tengah itu seperti dipeluk oleh naga di sisi kiri (Sandaran, Kutai Timur) dan macan di sisi barat (Kalimantan Selatan). Sedangkan di seberangnya itu kan ada Sulawesi. Jadi calon ibu kota di provinsi itu sangat terlindungi. Jadi memang sudah ideal. Apalagi jika nantinya Istana Negara di posisi 135 derajat menghadap tenggara,” beber Xiang Yi.

Alasan posisi di 135 derajat menghadap tenggara berpatokan pada dataran tinggi di Kaltim, yakni Taman Nasional Baka Bukit Raya. Xiang Yi pun menemukan adanya dataran tinggi tersebut dengan didahului riset singkat. Dengan melihat arah perjalanan air gunungnya (bukit) menuju muara, jika dihitung secara feng shui, sistem derajat yang ideal adalah 135 derajat menghadap tenggara. “Apalagi dia hadap angin (135 derajat atau arah tenggara). Berarti, kalau angin, dia akan berkembang dengan sangat cepat sekali, secepat angin,” katanya.

Sedangkan untuk periode perpindahan ibu kota, yang direncanakan pada 2024, dari kacamata feng shui, menyambut periode kesembilan. Xiang Yi pun menjabarkan tiga periode terakhir dimulai pada 1984-2003 atau periode ketujuh, yang digambarkan sebagai gadis muda; 2004-2023 atau periode kedelapan, yang diibaratkan sebagai anak laki-laki muda; serta 2024-2043, yakni periode kesembilan, yang dianalogikan sebagai wanita dewasa.

“Nah, sekarang ini periode kedelapan, yang ditandai bermunculannya pengusaha-pengusaha pria muda. Sejatinya kemajuan bangsa saat ini akan ditopang oleh pengusaha-pengusaha muda. Jika pindah ibu kota pada periode kedelapan, yang akan berperan pengusaha pria muda. Jika pada periode kesembilan, bakal ditopang pengusaha perempuan atau mungkin istri,” jelas Xiang Yi.

Adapun secara bisnis, imbuh Xiang Yi, dengan adanya ibu kota baru, diprediksi yang bakal menonjol adalah bisnis perbankan dan teknologi. “Jadi, selain ke bidang teknologi, nanti semua orang akan tertuju pada bidang finance untuk mengatur strategi keuangan, untuk mengoperasikan kehidupan sehari-hari,” katanya.

Sementara itu, menurut pandangan pakar feng shui Sidhi Wiguna, berdasarkan ilmu feng shui klasik, untuk mengetahui sebuah lokasi itu baik atau jelek, perlu ada data topografi yang terdiri atas tinggi-rendahnya kontur tanah, bentuk aliran air yang ada, posisi gunung, lembah, lain sebagainya. Kemudian yang juga penting adalah bagaimana mengatur orientasi dari sumbu-sumbu yang mau ditarik agar mendapatkan QI (chi) yang terbaik bagi kehidupan warga yang akan beraktivitas di kota tersebut.

“Kalau melihat sekilas, dipilih lokasi Kaltim yang berada di tengah-tengah wilayah Indonesia tentu ada benarnya. Diharapkan pembangunan negara kita bisa lebih merata, baik di wilayah barat maupun wilayah timurnya. Kita melihat bagaimana Australia yang pusat pemerintahannya terletak di tenggara dari benua tersebut membuat pertumbuhan di sisi barat dan utaranya relatif kurang,” jelas Sidhi.

Keuntungan lain dari letak ibu kota di tengah wilayah negara Indonesia, ujar Sidhi, adalah kesamaan zona waktu dengan beberapa pusat perekonomian dunia, seperti Hong Kong, Shanghai, Beijing, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, dan Taipei. Hal ini dianggap akan mempengaruhi aktivitas perekonomian yang lebih kondusif dari segi waktu.

Lebih lanjut Sidhi, yang juga Ketua Program Pascasarjana Arsitektur Universitas Tarumanegara, bilang, dalam sejarah raja-raja China, ilmu feng shui selalu menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi ibu kota kerajaan. Bahkan raja-raja China ketika mulai menjabat pasti melakukan audit feng shui terhadap istana maupun ibu kotanya. Sejarah pun mencatat terjadi belasan kali perpindahan ibu kota pada masa-masa kerajaan tersebut.

Syarat utama dari sebuah kota yang bagus, kata dia, adalah mendapatkan bentuk topografi yang ideal. Topografi yang ideal itu antara lain memenuhi kaidah ‘duduk bersandar gunung memandang laut’ dalam feng shui. Kaidah itu harus didukung oleh kontur yang bagus, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dari sumbu yang dibentuk agar mendapatkan Qing-long dan Bai-hu atau yang populer disebut naga hijau dan macan putih. Keduanya adalah bahasa metafora untuk menggambarkan kontur sekitar titik dari letak sebuah properti. “Sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi yang bagus bagi bangsa kita dan wibawa pemerintah yang berkarisma, sehingga mampu membawa bangsa ini semakin jaya,” ungkap Sidhi.

Sumber: Seruindonesia.com

Tidak ada komentar: