Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Puluhan Pekerja Karet PT DGS Diduga “Diculik” Preman


Suarabamega25.com, Asam-Asam - Suasana di depan akses masuk ke perkebunan PT Daya Gawi Sabumi (DGS) tampak tegang. Beberapa buah truk dan beberapa mobil double cabin terlihat memadati area gerbang perkebunan di Dusun II Desa Asam-Asam RT 19 Jorong Kabupaten Tanah Laut tersebut. Diperoleh informasi dari pihak perusahaan, dua puluh lebih pekerja kebun karet tersebut diduga “diculik” dan diangkut paksa beberapa orang preman ke atas truk dengan maksud untuk mengosongkan lahan yang mereka sebut bersengketa tersebut, Minggu (3/4).

Parahnya, saat aksi intimdiasi ini terjadi, satu orang oknum berseragam dinas Brimob terlihat ada di lokasi dan membiarkan aksi pengangkutan paksa ini terjadi di depan matanya. Entah dalam perintah pengamanan atau tujuan apa, yang pasti saat ditanya pihak perusahaan, oknum Brimob ini diduga berucap bermaksud memantau saja.

Direktur Utama PT DGS Fernando melalui Manajernya Samsul saat menghubungi beberapa wartawan, Selasa (5/4) kemarin, pihak perusahaan masih belum mengetahui bagaimana nasib puluhan pekerja kebun karet tersebut.  

“Dari informasi rekan kami di lapangan, puluhan pekerja kami asal pulau Jawa kabarnya dimasukan ke sebuah tempat di samping Hotel Sabumi, sedangkan pekerja lokal Asam-Asam langsung mereka usir. Ini saya masih menggali informasi. Kasus ini sudah kami laporkan ke Polda Kalsel hari ini juga atas adanya penculikan dan pengusiran karyawan lokal, namun laporan kami ditolak dengan alasan dari pihak pelaku sudah lapor duluan soal kasus sengketa lahan. Malah sempat juga kami diarahkan melapor ke Polsek Asam-Asam atau Polres Tanah Laut,” ungkap.

Samsul yang saat ini tengah ziarah awal Ramadhan di pulau Jawa. Sementara itu dari laporan pihak pengamanan PT DGS di lapangan, para preman ini diduga bertindak nekat seperti ini lantaran adanya surat kuasa dari Budiman Chandra yang mengklaim lahan seluas 321 Ha, dari dasar proses jual beli antara mendiang ayahnya Wirawan Chandra dan Paiman (juga pemilik awal) kepada Fernando, yang “terhenti” di tengah jalan lantaran Wirawan melanggar klausul dalam perjanjian jual beli, yang kini masih “gantung” perkaranya di Polda Kalsel sejak Juni 2020 hingga Wirawan meninggal dunia.

Dalam surat kuasa yang dibuat Budiman Chandra tersebut, dirinya memberikan kuasa kepada Hamdani warga KR Taruna RT 09 Pelaihari Tala, untuk melakukan pengamanan dan pengosongan lahan karet tersebut. Dalam aksinya, mereka menyebut suruhan dari Paiman (pemilik asal bersama Wirawan), dan menyebut juga kalau lahan itu sudah dijual ke pembeli baru bernama Narto. 

Fernando yang akhirnya bisa dihubungi wartawan tadi malam, mengaku kalau aksi intimidasi preman-preman Budiman Chandra ini disinyalir sudah terjadi sejak Januari 2022, dimana pada tanggal 31 Januari mereka dengan nekat diduga melakukan pengrusakan asset-asset perusahaan dan pengancaman secara fisik, dimana saat itu dialami mantan Manajer PT DGS Syafril dan beberapa karyawan. Bahkan saking tak sanggup berada di bawah intimidasi, Syafril pun sampai mengundurkan diri dari PT DGS. “Antara Januari dan Februari 2022 itu, kami langsung berupaya melaporkan ini.

Sumber: Tim

Tidak ada komentar: