Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

POLITIK DAN ORGANISASI KEWARGAAN “BARU”Oleh: Noorhalis Majid


Suarabamega25.com, Banyak pendapat, organisasi warga dalam bentuk asosiasi, paguyuban – sebagaimana lajimnya organisasi masyarakat sipil, sedang mengalami perubahan, baik bentuk maupun fokus dan kegiatannya. 

Terutama LSM, lebih dari sepuluh tahun ini, sudah kurang terdengar. Hanya tinggal beberapa gelintir. Begitu juga Ormas atau paguyuban. Kecuali yang besar, tentu masih bertahan, selebihnya, hanya ada nama – minim kegiatan. 

Namun, lain lagi dengan organisasi berbasis hobi, justru semakin diminati. Mungkin hobi lebih mudah mempersatukan orang berbeda latar belakang. Padahal, dulu orang lebih suka berhimpun karena kesamaan idiologi. Idiologi mempersatukan yang berbeda latar belakang, suku dan budaya. Bahkan, konon kesamaan idiologi, membuat orang mau dan rela berkorban untuk saudaranya yang se-idiologi. Sekarang cerita seperti itu dianggap romantisme, tidak terdengar lagi.  

Setelah karena ikatan idiologi, era berikutnya, orang berhimpun karena kesamaan “isu”. Sebab isunya sama, sekalipun berbeda domisili, daerah, suku bangsa, bahkan agama, mau bekerja sama dan saling menguatkan satu sama lain. Isu kemanusian, lingkungan hidup, Hak Asasi Manusia atau demokrasi, sempat menjadi alasan utama orang berhimpun dalam organisasi kewargaan, pada era inilah LSM menjamur. 

Organisasi berbasis “isu” juga sudah mulai berkurang, tidak banyak yang bekerja menangani “isu-isu” yang dulu sangat populer dan diminati, walau persoalan terkait isu dimaksud, masih sangat banyak dan tetap aktual sebagai persoalan kewargaan. 

Kini, organisasi berbasis hobi, lebih ramai. Ada yang berhimpun pada komunitas hobi sepeda, motor, mobil antik, hewan peliharaan, dan lain sebagainya. Terutama motor, komunitas ini hingga terbagi dalam beberapa merek kendaraan, dan melakukan aktivitas lintas pulau. Rela berhimpun walau dengan biaya mandiri. 

Pertanyaannya, apakah organisasi berbasis hobi dapat digolongkan sebagai masyarakat sipil? mengingat anggotanya terkadang lintas latar belakang. Dapatkah organisasi seperti ini menjadi kekuatan politik atau mempengaruhi pilihan politik? Adakah Parpol dan politisi menganggap mereka kelompok strategis.

Tidak ada komentar: