Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Prof Dr Moh Mahfud Jadi Pembicara Kunci Pada Sekolah Demokrasi INDEF


Suarabamega25.com, Jakarta - Sabtu (28/7) menjadi pembicara kunci pada Sekolah Demokrasi INDEF School of Political Economy di Universitas Paramadina, Jakarta. 

Kegiatan yang mengambil tema tentang Perjalanan Demokrasi di Indonesia. Prof Moh Mahfud MD menyampaikan peringatan founding father kita, Bung Hatta, tentang sukma demokrasi.

"Sekitar 15 tahun sebelum Indonesia merdeka, Bung Hatta sdh menulis perlunya sekaligus penyakit demokrasi. Ketika istilah demokrasi masuk gelanggang gerakan perjuangan kemerdekaan, byk yang menyebut, itu demokrasi impor, karena itu kita harus memakai demokrasi asli, kata Hatta," ungkap Moh Mahfud.

"Ketika ditanya demokrasi asli itu seperti apa, Bung Hatta menjawab, demokrasi asli Indonesia berintikan Daulat Rakyat. Demokrasi asli Indonesia adalah jiwa tolong menolong dlm kehidupan bersama. Lalu, akar demokrasi Indonesia harus diaktualisasikan sesuai kebutuhan masa depan dan tidak bisa mengambil demokrasi barat apa adanya saja," tambah Mahfud MD.

"Namun, ini yang penting, Bung Hatta ketika itu sudah mengingatkan agar jangan sampai terjadi kedaulatan rakyat merampas kedaulatan rakyat, atau dalam bahasa sekarang demokrasi membunuh demokrasi. Dimana terjadi tindakan kesewenang-wenangan dibungkus dgn cara dan instrumen demokrasi," jelas Prof Mahfud.

"Menjaga demokrasi harus dengan kedisiplinan mengikuti aturan-aturan yang telah dibuat secara demokratis pula. Di sini ada keseimbangan antara Demokrasi dan Nomokrasi (supremasi hukum)," tambah Moh Mahfud MD.

"Dalam praktik bernegara, muncul ancaman2 terhadap demokrasi. Seperti KKN lewat celah sistem politik dan mekanisme demokrasi, pengutamaan demokrasi dan hukum prosedural daripada substansial. Selain itu, terlepasnya moral dan etika sebagai sukma hukum dalam berhukum," papar mantan Menkopolhukam RI.

"Lalu, munculnya ancaman terhadap kebebasan sipil dalam berpendapat dan berekspresi serta hadirnya gejala intoleransi dan diskriminasi yang mengancam integrasi. Muncul pula cengkeraman oligarki kekuasaan dan ancaman berbagai mafia dalam tata kelola kekayaan alam dan lingkungan hidup," pungkas Moh Mahfud MD dihadapan civitas akademika dan Peserta Sekolah Demokrasi di Universitas Paramadina,Jakarta. ( Aji)

Tidak ada komentar: