Header Ads

Header Ads
Selamat Datang di Website www.suarabamega25.com " KOMITMEN KAMI MEMBANGUN MEDIA YANG AKURAT DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT " Alamat Redaksi Jl. Berangas KM. 2.5 No. 20 RT. 05 Desa Batuah Kotabaru Kalsel, Contact Mobile : 0812-5317-1000 / 0821-5722-6114.

Kapolri Minta Humas Polri Tanggap Terhadap Teknologi dan Informasi

Suarabamega25.com – Kapolri Jenderal Polisi H. Muhammad Tito Karnavian memimpin kegiatan konsolidasi dan Anev dengan temaStrategi Humas Polri dalam Mewujudkan Pemilu 2019 Aman, Damai, dan Sejuk di gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (17/12).

Dalam kegiatan ini, turut dihadiri oleh Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto, seluruh Kabid Humas Polda seluruh Indonesia, 67 Kasubag Humas Polres, dan seluruh pejabat tinggi Mabes Polri. Acara ini rencananya digelar selama tiga hari yakni mulai 17-19 Desember 2018.

“Saya merasa berbahagia karena bisa bertemu rekan-rekan Humas seluruh Indonesia, acara ini sangat penting untuk menyamakan pemikiran tentang peran penting Humas untuk seluruh organisasi diseluruh Indonesia. Kita mengetahui memasuki gelombang ketiga peradaban manusia yakni adanya teknologi dan Informasi,” kata Jenderal Tito di lokasi, Senin (17/12).

Mantan Kapolda Metro Jaya ini menjelaskan pesatnya teknologi dan informasi, meminta kepada Divisi Humas Polri untuk bisa cepat tanggap agar tidak ketinggalan mendapatkan isu-isu terkini yang sedang beredar di publik.

“Dalam konteks di Polri ini tidak bisa dilepas juga. Baik untuk kepentingan informasi di dalam sistem komunikasi, hubungan tata cara kerja, mempermudah kebutuhan satuan kerja, dan kepentingan untuk berhubungan keluar termasuk membangun opini publik, baik untuk opini Polri sendiri,” jelasnya.

Selain itu, Jenderal Tito meminta semua Kabid Humas di seluruh Polda di Indonesia untuk bisa menjadi king maker untuk membangun opini publik dan meraih trust public atau kepercayaan publik agar Polri dapat menjadi instansi yang terus bisa memberikan keamanan dan kenyamanan di Indonesia.

“Kalau di media menjadi chief editor atau pimpinan redaksi bukan reporternya atau sebagai juru bicara, kalau ditempatkan sebagai jubir, akan bertindak responsif, ketika ditanya media baru sibuk nanya kemana-kemana. Tapi kalau jadi king maker maka pola pikirnya menjadi proaktif. Kita nanti bisa mengatur ritme, jangan sampai didikte oleh publik tapi kita mendikte publik itu lah yang disebut langkah proaktif,” ucapnya.

Sumber: Seruindonesia.com

Tidak ada komentar: